I am naval architect
Tampilkan postingan dengan label opini. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label opini. Tampilkan semua postingan
Kamis, 23 Desember 2010
Rabu, 22 Desember 2010
Ketika Doa Belum Terkabul
Ketika Doa Belum Terkabul
SAUDARAKU, kita pasti kerap memanjatkan doa kepada Allah. Ya, kepada siapa lagi kita akan meminta selain kepada-Nya. Akan tetapi di pihak lain, masalah dikabulkan atau tidaknya sebuah doa adalah hak mutlak Allah. Semua itu urusan Allah. Yang lebih penting, kita harus memikirkan bagaimana caranya agar kita bisa berdoa kepada Allah dengan cara terbaik dan bisa menjadi lebih baik dengan doa tersebut. Pikirkanlah proses dan keikhlasan kita dalam berdoa, bukan pada masalah terkabul atau tidaknya. Sesungguhnya, doa sudah dirancang sedemikian rupa oleh Allah SWT sebagai sarana yang kokoh dan strategis untuk kesuksesan dunia dan akhirat kita. Oleh karena itu, sungguh suatu kerugian yang amat besar bagi siapa pun di antara orang-orang beriman yang tidak menyadari dan memanfaatkan secara optimal kekuatan doa.
Allah Maha Mengetahui apa pun yang akan terjadi. Maha Mengetahui segala yang tidak diketahui manusia, dan Mahakuasa untuk mem-beri tahu atau mencegah perbuatan apa pun sekehendak-Nya. Dia menjanjikan akan menolong orang yang berdoa kepada-Nya dan janji-Nya ini adalah pasti benar. Subhanallah! Sungguh, Allah tidak akan mengingkari janji-Nya. ”Inna-llaha laa yuhliful mi’aad” (Sesungguhnya Allah tidak akan mengingkari janji-Nya). (Q.S. Ali Imran 3 : 9)
Kalau kita telusuri lebih jauh, sebenarnya doa yang kita panjatkan adalah upaya bagaimana kita mendekatkan diri kepada Allah Azza wa Jalla sebagai konsekuensi keyakinan kita kepada-Nya. Doa adalah puncak pengungkapan penghambaan kita kepada-Nya serta puncak pengungkapan tentang kesadaran akan kelemahan, peng-harapan, dan kecintaan dari seorang hamba di hadapan-Nya.
Agar doa dapat efektif dikabulkan oleh Allah, kita harus tahu betul muatan atau kualitas doa yang akan dipanjatkan. Kita pun harus tahu cara atau etika dalam berdoa. Di samping itu, jangan lupa untuk senantiasa menjaga kebersihan mulut, kebersihan hati, dan tubuh kita ketika berdoa. Kita pun harus tahu saat-saat yang makbul, tempat yang makbul, juga daya dorong berupa keyakinan, serta kesungguhan dalam berdoa. Apabila semua ini dilakukan dengan optimal, niscaya kita akan kaget bahwa begitu dekat terkabulnya doa yang dipanjatkan.
Sahabat, sungguh Allah Mahamengerti apa-apa yang terucap dari mulut kita. Bahkan, Allah Maha Mengetahui sekecil apa pun hal yang terlintas di hati dan pikiran kita. Oleh karena itu, tetap teguhkan keyakinan bahwa sesungguhnya Allah SWT benar-benar mendengar dan akan mengabulkan doa setiap hamba-Nya, sebagaimana firman Allah dalam Alquran surat al-Baqarah 2 : 186, ”Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka jawablah bahwasannya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia berdoa kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi segala perintah-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku agar mereka selalu berada di dalam kebenaran.
Saudaraku, hal terpenting dalam hidup adalah perubahan diri menjadi lebih baik. Demikian pula dengan doa, ia harus menjadikan setiap yang melakukannya menjadi lebih baik karena salah satu hakikat doa adalah penuntun kita untuk mengubah diri menjadi lebih baik.
Adapun perbaikan kepribadian kita, bisa terjadi melalui rentetan musibah. Allah Mahatahu dan faham melalui pintu mana kita bisa berubah. Apabila rentetan musibah tersebut menjadikan kepribadian kita berubah ke arah yang lebih baik, inilah yang menjadi esensi sebenarnya dari doa-doa yang kita panjatkan. Andai doa-doa kita, rintihan kita atas berbagai musibah yang terjadi malah menjadikan jiwa kita kerdil, malas, dan pesimis, berarti kita tidak mampu menangkap hakikat dari doa kita.
Jadi, apabila kita merasa doa kita belum terkabul, tidak berarti karena Allah tidak mengabulkan keinginan kita. Bukan karena Dia tidak memerhatikan permohonan hamba-hamba-Nya, melainkan bisa jadi karena hamba itu tidak mau membenahi dirinya, enggan lepas dari kebiasaan buruknya, dan merasa malas untuk meningkatkan ibadah.
Dengan demikian, introspeksilah diri! Lihat apa kekurangan-kekurangan kita dan pikirkan apa yang mesti kita lakukan agar Allah berkenan mengabulkan doa kita. Seperti meminta padi berbuah bagus, tetapi kita tidak pernah bergairah mencangkul dan memberi pupuk, maka doa kita adalah doa yang hampa.
Lalu, bagaimana caranya agar doa kita di-ijabah? Sebagaimana halnya ketika kita akan meminta sesuatu kepada manusia, biasanya ada prosedur atau tata cara tertentu yang harus kita lakukan. Apalagi bila yang akan kita mintai pertolongan adalah Allah Azza wa Jalla, Dzat yang Mahaagung. Tata cara utama yang harus kita perhatikan di antaranya mengenai adab, tempat, dan waktu ketika kita berdoa. Hati harus bersungguh-sungguh dan merasa didengar saat berhadapan dengan Allah. Rasakanlah walaupun mata kita tidak melihat-Nya, sangat pasti Allah Azza wa Jalla akan melihat kita. Semoga dengan pemahaman yang semakin mendalam tentang hakikat doa, kita akan menjadi hamba ahli doa. Adapun karakteristik hamba ahli doa setidaknya ada empat.
Pertama, ia memiliki tujuan yang jelas dalam hidup. Doa adalah target kehidupan. Dari sini kita lihat bahwa doa adalah pupuk, yang terpenting adalah bibit berupa usaha. Misal, doa sapu jagat. Kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat harus menjadi tujuan hidup. Tentunya kita harus mau berusaha dan berproses untuk mendapatkannya. Dilihat dari hal ini, doa adalah pupuk dan ikhtiar adalah bibit. Orang yang bagus doanya akan terprogram hidupnya. Ia memiliki target dan perencanaan untuk memenuhi target tersebut.
Kedua, ia akan senantiasa bersikap wara. Seorang ahli doa tidak akan mau tersentuh barang haram. Sebab, doa akan terhalang kalau dalam badan kita terdapat barang haram. Rasulullah saw mengatakan bahwa orang yang akan diterima ibadah dan dikabulkan doanya adalah orang bersih dari harta haram.
Ketiga, seorang ahli doa akan selalu berbaik sangka (husnudzan) kepada Allah Azza wa Jalla. Dalam sebuah hadis qudsi disebutkan bahwa Allah itu sesuai prasangka hamba-Nya. Kalau kita selalu memandang baik apa yang dilakukan Allah, tidak berburuk sangka, insya Allah hidup kita akan bahagia. Apa pun yang terjadi, pasti baik hasilnya karena semua datang atas seizin Allah.
Keempat, seorang ahli doa akan senang menolong, mempermudah, dan tidak mempersulit orang lain. Dia tahu bahwa Allah akan menolong seorang hamba yang suka menolong saudaranya. Allah akan mempermudah urusan seorang hamba bila hamba tersebut selalu mempermudah urusan orang lain. Yakinlah, semakin gemar kita menolong orang lain, akan semakin mudah pula doa kita dikabulkan, bahkan diberi yang lebih baik.
Sahabat yang budiman, sekali lagi hakikat doa sebenarnya ada pada bagaimana kita semakin dekat kepada-Nya. Akibatnya ialah, akhlak kita akan terlihat dan terasa makin tinggi dan cemerlang. Masalah kebutuhan duniawi? Toh, Ia tak pernah lupa memberi. Ambil contoh, kita tidak berdoa meminta makanan, ternyata ada saja yang memberikan makan. Dulu kita tidak memohon baju, tetap saja Allah menyediakan jalan agar kita berpakaian. Wallahu’alam
http://www.bloggaul.com/maseikun/
..............................................................................................................................
Memang kekuatan DOA tiada pernah ada bandingannya
Berpikir positif sama ALLAH bahwasanya doa-doa kita selalu didengar oleh allah
Masalah dikabulkan atau tidaknya, itu urusan ALLAH
Yang terpenting kita sudah berusaha dan terus memperbaiki diri :)
Jangan pernah berhenti untuk terus berdoa kepada ALLAH :) Selengkapnya ....
Label:
ceramah,
inspirasi,
iqbal adi kumbara,
lecture,
naval architecture,
opini,
pengajian
Senin, 05 Juli 2010
Melokalisasi JUDI = Memberdayakan Judi= Menghalalkan yg Haram
Baru- baru ini kita bangsa indonesia mulai diresahkan dengan adanya usulan beberapa pihak untuk melegalkan judi. Beberapa alasan logis di usulkan hanya untuk upaya melegalkan judi.
salah satu pendapat menyatakan bahwa dengan melegalkan judi maka devisa negara tidak lari ke negara tetangga. Dengan kata lain lokalisasi judi adalah upaya menyelamatkan devisa negara sehingga otomatis akan menambah devisa negara.
dalam undang2 telah jelas hukum judi, lalu apalagi yang perlu diresahkan?? (bagi mereka yg merasa warga indonesi)
dalam hukum islam lebih terang lagi dosa judi, lalu kemunafikan apalagi?? (bagi mereka yg merasa sebagai muslim)
mungkin orang indonesia saat ini diresahkan dengan perkembangan negara tetangga, sebut saja singapura. karena negara yg terkenal dengan surganya berbelanja murah tersebut mengalami pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat.
kasino Marina
Dilain sisi singapura ternyata juga menjadi tempat perjudian terbesar se Asia. yang mana lebih dari 50 persen pesertanya berasal dari indonesia (WNI).sungguh ironis jika faktanya indonesia adalah negara termiskin no 5 dunia....
Inilah alasan mengapa sebagian pihak berusaha melegalkan judi di indonesia. toh kalo g judi di indonesia juga ntar larinya ke singapura,.truz yang untung singapura juga donk. kalau begitu mending pejudi asal indonesia di lokalisasi saja biar nanti pajaknya bisa buat tambahan devisa negara.?? adalah sekelumit argument meraka.
Kalau memang itu alasan mereka tidaklah sebanding dengan upaya melokalisasi judi di indonesia. sama saja menjual kerusakan dengan kerusakan yang lain. seberapa pun besar pajak yang diterima dari lokalisasi judi tak sebanding dengan kerusakan moral akibat judi di lokalisasi.
Dalam pandangan islam sama saja menghalkan yang haram.padahal sudah jelas antara yang halal dgn haram. tentu saja islam melarang judi tidak sekedar larangan semata. maha benara Alllah dengan segala firmanya dengan judi manusia akan kehilangan akal sehatnya, kehilangan waktu, kehilangan hati nuraninya, bahkan akan menimbulkan kerusakan dan kejahatan lainya.
dalam firma-Nya :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالْأَنْصَابُ وَالْأَزْلَامُ رِجْسٌ مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ فَاجْتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ إِنَّمَا يُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَنْ يُوقِعَ بَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَاءَ فِي الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ وَيَصُدَّكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَعَنِ الصَّلَاةِ فَهَلْ أَنْتُمْ مُنْتَهُونَ
"Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan shalat; maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu)." (QS. Al-Maidah: 90-91)
وَلَا تَقُولُوا لِمَا تَصِفُ أَلْسِنَتُكُمُ الْكَذِبَ هَذَا حَلَالٌ وَهَذَا حَرَامٌ لِتَفْتَرُوا عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ
"Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh lidahmu secara dusta "Ini halal dan ini haram", untuk mengada-adakan kebohongan terhadap Allah." (QS. Al-Nahl: 116)
Maka upaya segelintir orang yang menginginkan aktivitas perjudian dapat dilegalkan di Indonesia dengan cara dilokalisasi bukan persoalan kecil dalam timbangan Islam. Itu persoalan besar dan berbahaya yang bisa membatalkan syahadat pelakunya. Apalagi tujuannya agar bisa menjadi salah satu sumber pendapatan negara dan untuk menarik berbagai wisatawan asing sehingga bisa menjadi salah satu bentuk devisa. (Seperti yang diucapkan Fathat Abbas dalam sidang perdana UU Penertiban Perjudian di Gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta, Rabu 21/4/10).
Sekaligus juga pernyataan seorang tokoh organisasi terbesar di negeri ini yang mendukung diadakannya lokalisasi perjudian dengan menyatakan dosa bagi pelaku judi di dalam negeri dosanya satu sedangkan yang berjudi di luar negeri adalah dua adalah pernyataan yang salah besar. Karenanya tepat sekali keputusan Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang tetap tidak setuju kalau judi dilokalisasi walau di pulau terpencil. Apapun alasannya, MUI menegaskan bahwa judi diharamkan. Wallahu a'lam Selengkapnya ....
salah satu pendapat menyatakan bahwa dengan melegalkan judi maka devisa negara tidak lari ke negara tetangga. Dengan kata lain lokalisasi judi adalah upaya menyelamatkan devisa negara sehingga otomatis akan menambah devisa negara.
dalam undang2 telah jelas hukum judi, lalu apalagi yang perlu diresahkan?? (bagi mereka yg merasa warga indonesi)
dalam hukum islam lebih terang lagi dosa judi, lalu kemunafikan apalagi?? (bagi mereka yg merasa sebagai muslim)
mungkin orang indonesia saat ini diresahkan dengan perkembangan negara tetangga, sebut saja singapura. karena negara yg terkenal dengan surganya berbelanja murah tersebut mengalami pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat.

Singapura Jadi Tempat Judi Terbesar Setelah Macau
Dilain sisi singapura ternyata juga menjadi tempat perjudian terbesar se Asia. yang mana lebih dari 50 persen pesertanya berasal dari indonesia (WNI).sungguh ironis jika faktanya indonesia adalah negara termiskin no 5 dunia....
Inilah alasan mengapa sebagian pihak berusaha melegalkan judi di indonesia. toh kalo g judi di indonesia juga ntar larinya ke singapura,.truz yang untung singapura juga donk. kalau begitu mending pejudi asal indonesia di lokalisasi saja biar nanti pajaknya bisa buat tambahan devisa negara.?? adalah sekelumit argument meraka.
Kalau memang itu alasan mereka tidaklah sebanding dengan upaya melokalisasi judi di indonesia. sama saja menjual kerusakan dengan kerusakan yang lain. seberapa pun besar pajak yang diterima dari lokalisasi judi tak sebanding dengan kerusakan moral akibat judi di lokalisasi.
Dalam pandangan islam sama saja menghalkan yang haram.padahal sudah jelas antara yang halal dgn haram. tentu saja islam melarang judi tidak sekedar larangan semata. maha benara Alllah dengan segala firmanya dengan judi manusia akan kehilangan akal sehatnya, kehilangan waktu, kehilangan hati nuraninya, bahkan akan menimbulkan kerusakan dan kejahatan lainya.
dalam firma-Nya :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالْأَنْصَابُ وَالْأَزْلَامُ رِجْسٌ مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ فَاجْتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ إِنَّمَا يُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَنْ يُوقِعَ بَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَاءَ فِي الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ وَيَصُدَّكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَعَنِ الصَّلَاةِ فَهَلْ أَنْتُمْ مُنْتَهُونَ
"Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan shalat; maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu)." (QS. Al-Maidah: 90-91)
وَلَا تَقُولُوا لِمَا تَصِفُ أَلْسِنَتُكُمُ الْكَذِبَ هَذَا حَلَالٌ وَهَذَا حَرَامٌ لِتَفْتَرُوا عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ
"Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh lidahmu secara dusta "Ini halal dan ini haram", untuk mengada-adakan kebohongan terhadap Allah." (QS. Al-Nahl: 116)
Maka upaya segelintir orang yang menginginkan aktivitas perjudian dapat dilegalkan di Indonesia dengan cara dilokalisasi bukan persoalan kecil dalam timbangan Islam. Itu persoalan besar dan berbahaya yang bisa membatalkan syahadat pelakunya. Apalagi tujuannya agar bisa menjadi salah satu sumber pendapatan negara dan untuk menarik berbagai wisatawan asing sehingga bisa menjadi salah satu bentuk devisa. (Seperti yang diucapkan Fathat Abbas dalam sidang perdana UU Penertiban Perjudian di Gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta, Rabu 21/4/10).
Sekaligus juga pernyataan seorang tokoh organisasi terbesar di negeri ini yang mendukung diadakannya lokalisasi perjudian dengan menyatakan dosa bagi pelaku judi di dalam negeri dosanya satu sedangkan yang berjudi di luar negeri adalah dua adalah pernyataan yang salah besar. Karenanya tepat sekali keputusan Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang tetap tidak setuju kalau judi dilokalisasi walau di pulau terpencil. Apapun alasannya, MUI menegaskan bahwa judi diharamkan. Wallahu a'lam Selengkapnya ....
Langganan:
Postingan (Atom)